Integrasi-Interkoneksi Antar Bangsa : Catatan Perjalanan Student Mobility Universiti Malaya
Student Mobility ke Universiti Malaya
Student Mobility merupakan salah satu program kunjungan mahasiswa yang dilaksanakan setiap tahun oleh setiap fakultas di UIN Sunan Kalijaga tak terkecuali Fakultas Ilmu Sosial dan Humaniora. Program ini merupakan implementasi terhadap Internasionalisasi UIN Sunan Kalijaga dengan melibatkan mahasiswa untuk studi banding dan sebagai sarana pertukaran budaya dan pengetahuan. Pada tahun ini, Student Mobility Fishum dilaksanakan di Universiti Malaya, Kuala Lumpur, Malaysia. Kegiatan ini berlangsung selama seminggu yaitu pada tanggal 2-7 September 2024 yang diikuti oleh Pimpinan Organisasi Mahasiswa dan Mahasiswa Berprestasi di lingkup Fakultas Ilmu Sosial dan Humaniora.
Mengikuti Program Student Mobility ke Universiti Malaya telah menjadi salah satu impian dan rencana saya sejak berkuliah di UIN Sunan Kalijaga. Tiada kata yang dapat mewakili perasaan bangga dan penuh syukur ketika saya ditunjuk oleh Program Studi menjadi perwakilan Mahasiswa Sosiologi untuk mengikuti program tahunan yang dilaksanakan oleh Fakultas Ilmu Sosial dan Humaniora ini. Meskipun diiringi perasaan bangga dan bahagia, bagi saya perjalanan ini memiliki tanggung jawab besar yang diemban dalam menjaga nama baik program studi, fakultas dan almamater kampus saya tercinta; UIN Sunan Kalijaga.
Kegiatan yang dilakukan disana berupa seat in class bersama Mahasiswa Jepang dari tujuh universitas berbeda yang tergabung dalam program yang telah disiapkan pihak Universiti Malaya. Topik-topik yang disediakan dalam proses pembelajaran sangat beragam mulai dari Kajian Budaya Asia Tenggara, Media, Psikologi dan Kajian Gender di Asia Tenggara. Selain itu, peserta program yang terdiri dari Mahasiswa UIN Sunan Kalijaga dan Mahasiswa Jepang juga disediakan trip ke pusat-pusat wisata dan kebudayaan di Malaysia setelah sesi belajar selesai. Kemudian pada saat penutupan, masing-masing delegasi menampilkan tarian tradisional Melayu dan Jawa sebagai persembahan akhir.
Pengalaman belajar dan bertukar pengetahuan tentang kebudayaan dalam berbagai isu menjadi hal yang paling membekas bagi saya. Semua pengalaman tersebut mengantarkan dan menghubungkan pada pemahaman Integrasi-Interkoneksi yang menjadi landasan berpikir saya. Bagi saya, gagasan Integrasi-Interkoneksi merupakan sebuah gagasan global dan bersifat universal dalam memahami berbagai isu dan fenomena dengan konteks yang beragam. Berbagai kajian budaya dan humaniora yang menjadi topik dalam program ini membutuhkan sebuah titik hubung yang tidak lagi dikotomis, namun menjadi sesuatu yang interdisipliner dalam penalaran yang multidimensional. Oleh karena itu paradigma Integrasi-Interkoneksi bukan hanya menjadi alternatif dalam analisis sosial, namun menjadi pisau analisis utama dalam membaca fenomena humanistik global hari ini.