Volunteering Laboraturium Sosiologi UIN Suka ke Sekolah Gajahwong

Kegiatan Mahasiswa Laboratorium Sosiologi
Kerelawanan adalah aktivitas memberikan waktu secara cuma-cuma untuk memberikan bantuan kepada orang, kelompok atau suatu organisasi. Kegiatan ini adalah murni altruisme para anggota relawan. Berasal dari rasa saling peduli antar manusia, lalu diwujudkan dalam konsep tertentu. Diantara banyak bentuk konsep kerelawanan adalah mengajar, penyuluhan dan bantuan ke lokasi yang terkena bencana.
Dalam banyak bentuk kegiatan kerelawanan, Laboratorium Sosiologi UIN Suka sudah memujudkannya dalam konsep mengajar di sekolah Gajahwong yang bertempat di Kampung Ledok Timoho. Kampung Ledok Timoho sendiri secara administratif berada di kelurahan Muja-Muju, Kecamatan Umbulharjo, Kota Yogyakarta. Letak geografisnya berada di balik Jalan Ganesha, di bantaran Sungai Gajahwong. Penduduknya sendiri kebanyakan adalah para pendatang dari luar Yogyakarta. Dari awalnya mereka hanya terdiri dari beberapa penduduk yang mendirikan rumah secara ilegal, namun lama kelamaan banyak orang yang ikut bermukim di sana juga. Para penduduknya pun berasal dari kelas sosial bawah dan para korban bekas gusuran. Lalu timbul banyak masalah sosial seperti, pernikahan tidak resmi dan tidak terdaftarnya secara administratif para penduduk. Hal ini melahirkan banyak masalah yang menyangkut administratif.
Dampak lainnya adalah anak-anak yang ada di sana tidak mendapatkan hak-hak yang layak. Banyak diantaranya ikut memulung. Sehingga Pendidikan mereka terbengkalai. Awal-awal kehidupan mereka yang seharusnya mendapatkan Pendidikan yang intensif karena masih dalam masa pertumbuhan. Masa pertumbuhan awal memiliki dampak yang signifikan terhadap kehidupan selanjutnya. Maka dengan adanya masalah-masalah yang ada di Kampung Ledok Timoho akan mempengaruhi demografi sosial, yang mana akan berdampak juga terhadap masyarakat sekitarnya.
Pembentukan sumber daya yang berkualitas pastinya adalah hal yang sangat krusial di semua masyarakat. Dengan Pendidikan yang bagus dan modal sosial yang cukup akan menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas. Akan tetapi jika melihat keadaan di kampung Ledok Timoho, cita-cita yang demikian ini dirasa cukup rentan untuk diwujudkan. Apalagi terdapat masalah administratif para penduduknya, sedangkan untuk mendapatkan pekerjaan formal dibutuhkan syarat-syarat administratif. Lalu apakah hal ini akan terus terjadi, rekonstruksi sosial dalam masyarakat Kampung Ledok Timoho akan terus terjadi? Ataukah dari pihak Lembaga swadaya masyarakat akan mengadvokasi isu-isu yang terjadi? Ataukah pemerintah yang akan datang merangkul masyarakat di sana? Ataukah masyarakat Kampung Ledok Timoho sendiri yang akan bergerak sendiri menyelesaikan masalah yang ada pada tubuhnya?
Sejarah Sekolah Gajahwong
Laboratorium Sosiologi UIN Suka sendiri memiliki jiwa kerelawanan itu juga. Mahasiswa sosiologi yang tergabung dalam organisasi Laboraturium Sosiologi memiliki inisiatif untuk ikut terjun dalam kegiatan kerelawanan di Sekolah Gajahwong. Hal ini pertama kali dilaksanakan pada tahun 2023. Dengan beberapa kali pengkoordinasian dengan volunteer tetap di Gajahwong akhirnya Laboratorium Sosiologi terjun secara langsung dalam kegiatan mengajar di Sekolah Gajahwong, Kampung Ledok Timoho, Yogyakarta. Sampai sekarang mahasiswa sosiologi sudah ikut terjun di kelas sore. Sedangkan satu lagi yang sekarang sedang dalam proses pengkoordinasian adalah kelas mengaji.
Hal ini adalah kegiatan yang sangat positif bagi kedua belah pihak. Di sisi kegiatan mengajar di Sekolah Gajahwong mendapatkan tambahan sumber daya manusia, sisi lainnya para mahasiswa yang ikut terjun dalam kegiatan kesukarelawanan ini mendapatkan pengalaman dan sudut pandang yang baru. Sudut pandang baru itu adalah kesadaran peduli terhadap sesama manusia yang diimplementasikan. Tentunya salah satu hal yang jarang terjadi adalah perwujudan suatu ide. Hal ini dapat dilihat dalam perkembangan dunia sekarang ini. Sudah banyak orang yang terjangkit ‘individualisme.’ Hal ini adalah penghalang terhadap rasa saling peduli terhadap manusia. Apalagi Yogyakarta sudah terkena arus modernisasi di setiap aspek, baik mahasiswa yang belajar di berbagai kampus ataupun masyarakatnya sendiri. Mereka sibuk mengurusi Pendidikan dan pekerjaannya saja, sehingga rasa kepedulian terhadap sesama terhalang oleh apa yang disebut ‘individualisme.’ Beruntungnya, mahasiswa yang tergabung di organisasi Laboratorium Sosiologi UIN Suka menjadi salah satu yang masih memiliki jiwa altruism yang dibutuhkan dunia saat ini.