Membaca Dua Arah Pilihan Warga PPP (Tantangan Keseimbangan Sikap)

“Secara resmi, Partai Persatuan Pembangunan (PPP) mendukung pasangan Jokowi-Ma’ruf dalam Pilpres 2019. Namun di akar rumput, nampaknya massa partai ini memiliki pilihan sendiri”

Pengamat politik dari Universitas Islam Negeri (IUN) Sunan Kalijaga Yogyakarta, Ahmad Norma Permata memandang kasus ini sebagai kasus menarik. Menurut sejarahnya, PPP adalah partai Islam yang dibentuk melalui gabungan NU, Serikat Islam, Tarbiyah Islamiyah dan Parmusi. “Secara umum di Jawa Tengah dan DIY, ini adalah sisa-sisa Parmusi yang basis sosialnya adalah warga Muhammadiyah dan dari NU,”kata Ahmad Norma.

Fenomena dukungan sebagian pemilih PPP kepada Prabowo menggambarkan kemampuan calon dalam konsolidasi wacana politik. Laskar-laskar PPP yang tergabung dalam GPK, menemukan heroisme yang sama dengan figur Prabowo. Menurut Ahmad Norma, capres 02 ini mampu memobilisasi identitas itu. Tidak mengherankan jika kemudian meski tetap menggunakan atribut partai, massa tersebut justru mendukung calon yang tidak disokong secara resmi.

Bagi PPP, kondisi ini tentu memiliki resiko. Ahmad Norma menggambarkan, sebagai partai, PPP memiliki 3 wajah. Wajah pertama ada di parlemen, yang menggambarkan pertarungan politik pragmatis. Wajah kedua ada di akar rumput, yang menggambarkan idealisme. Wajah ketiga adalah pengurusnya, yang menjadi jembatan bagi keduanya.

“Saya kira, DPP sebuah partai harus menimbang kedua-keduanya. Kalau dia terlalu mempertimbangkan pertarungan pragmatis, tetapi memancing kekecewaan pengikut yang punya idealisme, maka putaran Pemilu berikut suaranya akan anjlok. Tetapi kalau dia terlalu fokus kepada idealisme dari bawah, bisa jadi akan kehilangan kredit untuk pertarungan kekuasaan di atas. Semua ada plus minusnya,” ujar Ahmad.

Bagi PPP, lanjut Ahmad Norma, yang paling ideal adalah kembali kepada identitas. Pengurus harus mampu menyelaraskan wacana yang berkembang dengan identitas kepartaian. Apapun yang terjadi, kata Ahmad Norma, bukan dalam rangka memenuhi kepentingan capres 01 atau 02, tetapi untuk kepentingan partai.

Ditulis oleh : Nurhadi Sucahyo

Dikutip dari : https://www.voaindonesia.com/a/membaca-dua-arah-pilihan-warga-ppp/4804168.html

Liputan Terkait