Prodi Sosiologi Adakan Workshop Praktek Penelitian Sosial dengan Tema “Implementasi Penelitian Sosial Pada Masa (Pasca) Pandemi”

Dokumentasi Implementasi Riset pasca Pandemi
Prodi Sosilogi Fakultas Ilmu Sosial dan Humaniora (FISHUM) adakan Workshop Praktek Penelitian Sosial (PPS) dengan tema “Implementasi Penelitian Sosial Pada Masa (Pasca) Pandemi”. Kegaitan dilaksanakan pada hari Kamis, 11 November 2021 dengan Narasumber yaitu Bapak Agus Indianto,S.Sos.,M.Si. yang merupakan dosen dari Departemen Antropologi, Fak.Ilmu Budaya, Universitas Gadjah Mada dan Ibu Sayyidah Aslamah, MA. yang merupakan Admin Indexing Moraref. Workshop PPS dimoderatori oleh Ibu Dr. Napsiah,S.Sos.,M.Si. yang merupakan dosen Prodi Sosiologi FISHUM.
Acara dibuka oleh Dekan FISHUM yaitu Bapak Dr. Mochamad Sodik, S.Sos, M.Si. Dalam sambutannya, Bapak Sodik menyampaikan bahwa acara Workshop PPS sangat penting untuk diadakan dan tentunya akan sangat bermanfaat bagi mahasiswa. Bapak Sodik juga memberikan dukungan penuh terhadap acara ini. Besar harapannya bahwa acara ini akan terus diadakan di Semester-semester berikutnya.
Penjelasan yang sangat menarik disampaikan oleh kedua Narasumber. Dalam pemaparannya, kedua Narasumber menjelesakan bahwa Situasi pandemic memaksa kita untuk lebih kreatif. Kita harus memodifikasi Teknik, perangkat, dan pengumpulan data dalam penelitian. Namun, pandemi menawarkan persoalan baru yang menarik untuk dikaji. Perubahan sosial terjadi dalam pandemic contohnya perubahan relasi, system pembelajaran, dan adaptasi. Hal itu menjadi tawaran baru untuk dapat diobservasi atau diteliti. Kita harus dapat menemukan sesuatu yang menarik untuk diteliti seperti halnya sesuatu yang kontroversial, kritical. Isu masalah yang dapat diangkat diantaranya sesuatu yang trend, fenomena baru. Semua proses penelitian adalah proses membuktikan. Sehingga perlu bukti ketika kita mengangkat suatu masalah dalam penelitian. Kita juga sebaiknya harus dapat menemukan Novelty atau sesuatu yang baru. Hal itu dapat kita lakukan dengan mencari obat pintar. Apa aitu obat pintar? Obat pintar tersebut diantaranya, memperbanyak membaca buku pegangan, bunga rampai, koleksi volume, annual review, dan konsep pokok. Jika sudah menemukan banyak pegangan, kita harus menyaring semua bahan tersebut. Kita dapat menyaring tahun terbit. Sebab, dalam merumuskan masalah memang harus spesifik. Teknik membaca tentu sangat diperlukan dalam membaca referensi yang sudah kita dapat. Selanjutnya, dalam Menyusun studi Pustaka harus memperhatikan isi konsep yang berupa definisi, kategorisasi, dan contoh kasus. Metode selama pandemic berangkat dari 3 pertanyaan turunan: kebutuhan data, jenis data, dan analisis. Metode yang digunakan pun harus tepat. Aanlisis dalam penelitian berisi pemaparan data, eksplanasi / refleksi, dan interpretasi. Setelah penumpulan data, analisis, dan penemuannya sudah ada, maka kita sudah dapat menyimpulkan hasil penelitian kita. Kita juga harus membukakan pintu kepada orang lain intuk meneliti hal serupa karena keterbatasan konteks kita. Terakhir, kita harus mengikuti template yang sudah ada dalam penulisan.
Diakhir sesi, kedua Narasumber menyampaikan bahwa dalam riset kita memiliki beberapa area yang kita gunakan untuk penelitian. Akan tetapi, ketika masa pandemi melanda, kita dapat menggunakan library research maupun laboratpry research. Riset dilapangan terkait bagaimana cara mengamati dan mengumpulkan data. Dalam Library research, kita menceritakan epistemology dari topik yang kita ambil. Laboratory research ini berkaitan dengan lingkungan alam. Saat menggunakan laboratory research kita tentu akan bertemu beberapa orang sehingga harus mematuhi protokol kesehatan. Selanjutnya, reset lapangan familiar dengan etnografi. Namun, pandemic menyebabkan munculnya berbagai macam metode. Kita harus optimis ketika melakukan riset.