Review Implementasi Kurikulum OBE di Program Studi Sosiologi
Foto Kegiatan Review Implementasi Kurikulum OBE di Program Studi Sosiologi
Selasa, 15 Juli 2025 di ruang Multimedia Fishum, segenap civitas akademika Prodi Sosiologi duduk bersama dalam rangka mencermati pelaksanaan kurikulum OBE yang telah dilaksanakan selama 3 semester. Acara tersebut dimulai dari jam 09.00 - 12.00 WIB yang dipandu oleh Kanita Khoirun Nisa, M.A,. Di awal acara Moderator memberikan kesempatan kepada kaprodi Sosiologi Dr. Napsiah, M.Si. untuk menyampaikan sambutan. Dalam sambutannya Kaprodi Sosiologi mengemukakan bahwa Kurikulum MBKM atau kurikulum 2020 dengan kurikulum OBE tidak ada perbedaan yang signifikan. Namun, karena ini menjadi dua kurikulum yang terpisah maka Prodi Sosiologi menganggap penting untuk memonitor pelaksanaan Kurikulum OBE.
Lebih lanjut, Dr. Napsiah, M.Si. melaporkan kepada para peserta workshop tentang profil Prodi Sosiologi yaitu menjadi akademisi, praktisi, dan peneliti. Upaya untuk mencapai itu, Prodi Sosiologi telah menyusun Expected Learning Outcome (ELO) Prodi Sosiologi yang terdapat 12 yang terbagi menjadi dua kategori yakni umum dan khusus. Diuraikan bahwa ELO secara umum adalah sebagai berikut: kemampuan berpikir logis, sistematis, dan kritis (ELO-1); kemampuan berkomunikasi secara efektif, baik lisan maupun tertulis, menggunakan bahasa Indonesia, Inggris, atau Arab (ELO-2); kemampuan menjelaskan pengetahuan dasar Islam (ELO-3); mampu menjelaskan konteks sosial dan sejarah masyarakat Indonesia (ELO-4); melaksanakan tanggung jawab profesional, sosial, dan etika (ELO-5); kemampuan bekerja secara efektif dan mandiri dalam tim multidisiplin dan multikultural (ELO-6).
Sementara ELO khusus yakni: menjelaskan dan menerapkan perspektif dan teori sosiologi untuk pemecahan masalah (ELO-7); mengomunikasikan dan mentransformasikan konsep dan teori sosiologi untuk tujuan pendidikan (ELO-8); merancang dan melakukan penelitian sosial menggunakan metode sosiologi (ELO-9); mengidentifikasi, menganalisis, dan menangani berbagai fenomena sosial-keagamaan di masyarakat (ELO-10); memulai dan melaksanakan program pengembangan masyarakat (ELO-11); mengembangkan perspektif sosiologi dengan wawasan Islam (ELO-12).
Prodi Sosiologi menetapkan syarat SKS kumulatif untuk kelulusan adalah minimal 146 sks, yang terdiri: wajib: 97 SKS pilihan: 39 SKS KKN: 3 SKS Skripsi: 6 SKS total 146 SKS. Capaian ELO tersebut telah tercantum pada matakuliah (CPMK). Karena itu, pada kesempatan ini kami ingin mendengarkan Kembali atau mengingatkan kembali tentang apa dan bagaimana kurikulum OBE tersebut sehingga menjadi refleksi apakah kurikulum Prodi Sosiologi ini sudah sesuai atau perlu perbaikan terutama mengacu pada LAMSPAK, ungkapnya.
Dr. Amika Wardana, yang mejadi narasumber pada kegiatan itu mengungkap bahwa Kurikulum OBE yang diminta oleh LAMSPAK memang agak sedikit sulit karena sangat detail. Karena itu perlu ketelitian dalam melaksanakan kurikulum OBE. Menurut Amika yang merupakan alumni S1 dari UGM dan S2-S3 di Inggrisini, diperlukan pemahaman yang sama tentang OBE. Semua dosen yang belum mengetahui capaian pembelajaran mata kuliah yang bukan diampunya belum tahu, maka itu belum menjalankan kurikulum OBE. Karena kurikulum OBE itu harus diketahui oleh semua dosen sekalipun bukan pengampu. Dicontohkan mata kuliah umum dari universitas, itu isinya mulai dari CPL, CPMK sampai pada penilaian. Begitu juga mata kuliah yang khusus yang keprodian semua dosen tahu. Karena itu perlu duduk bersama agar tidak ada overlapping dalam penyusunan CPL dan CPMK.
Lebih lanjut diungkap oleh Dr. Amika Wardana yang merupakan kepada Departemen Sosiologi UNY ini, diperlukan rubrik yang jelas dalam pemberian nilai, lalu dibuat ukuran ketercapaian darinya. Ketercapaian ini yang ideal 100%. Namun apabila kurang maka perlu dicek kembali mana yang masih lemah. Karena itu, perlu data untuk melihat semua nilai mahasiswa yang diberikan oleh dosen pengampu. Selain itu, perlu ada tracer untuk melihat ketercapaian profil studi. Evaluasi seperti ini penting dilakukan agar dapat diketahui ketercapaiannya.
Saat ditanya tentang kurikulum prodi Sosiologi, maka Amika mengungkapkan perlu dibuat monitoring ketercapaian dan monitoring pelaksanaan kurikulum OBE tidak saja dari dosen pengampu, tetapi juga dari nilai yang diperoleh mahasiswa. Selain itu rubrik penilaian sangat perlu. Keterampilan dan kemampuan dosen dalam memahami OBE secara komprehensif serta kekompakan semangat untuk menjalankan OBE dengan benar, menjadi hal yang sangat diperlukan oleh dosen di Prodi, karena OBE bukan saja “mengajarkan apa” tetapi “mau mendapatkan apa” dari mata kuliah tersebut, demikian ungkap Kepala Departemen Prodi Sosiologi UNY tersebut.
Diskusi menjadi arena untuk mengetahui kelemahan dan kekurangan dari OBE, dosen, tendik, mahasiswa, dan alumni menjadi peserta yang aktif pada kegiatan tersebut. Diskusi disambut hangat oleh narasumber, sehingga dari kegiatan tersebut mendapat beberapa hal yang sangat penting bagi Prodi Sosiologi untuk pelaksanaan kurikulum OBE. Ungkapan terimakasih disampaikan dari Prodi Sosiologi dengan memberikan penghargaan kepada narasumber dan foto bersama untuk dokumentasi kegiatan ini menjadi penutup agenda besar dari Prodi Sosiologi yang telah dikawal oleh Wakil Bidang 1 Fishum, Ambar Sari Dewi, Ph.D.