Pengabdian Masyarakat Mahasiswa Sosiologi ke Lapas Kelas IIA Wirogunan Yogyakarta
Pengabdian Masyarakat Mahasiswa Sosiologi ke Lapas Kelas IIA Wirogunan Yogyakarta
Rabu, 26 November 2025, sebanyak 26 mahasiswa Sosiologi melakukan kunjungan pembelajaran lapangan ke Lapas Kelas IIA Wirogunan Yogyakarta. Kegiatan ini didampingi oleh Dr. Muryanti, S.Sos., M.A., selaku dosen pengampu mata kuliah Sosiologi Hukum, yang sekaligus menjadi pendamping selama proses observasi berlangsung.
Kunjungan dimulai dengan pemaparan acara oleh Muzawwi As Salam dan Agustin Simamora sebagai pembawa acara. Setelah itu, kegiatan dibuka dengan pembacaan ayat suci Al-Qur’an oleh Aulia Cahyaningrum. Setelah itu, sesi sambutan. Sambutan pertama disampaikan oleh Muhammad Zakky, dalam sambutannya ia menyampaikan bahwa kesempatan ini menjadi ruang belajar bersama antara mahasiswa dan warga binaan. Ia juga mengajak warga binaan untuk tidak merasa takut ataupun malu ketika kembali ke masyarakat nantinya. Sambutan berikutnya diberikan oleh Dr. Muryanti, S.Sos., M.A., yang menyampaikan harapannya agar kunjungan ini benar-benar menjadi ruang belajar bagi mahasiswa serta menekankan pentingnya melihat langsung realitas di lapangan, sehingga mahasiswa dapat memahami bagaimana dinamika sosial berlangsung dalam kehidupan sehari-hari di dalam lapas.
Sambutan terakhir disampaikan oleh Arfian Dwi Nugroho selaku Sub Seksi Bimbingan Kemasyarakatan dan Perawatan. Ia menjelaskan bahwa gambaran masyarakat tentang lapas sering kali tidak sesuai kenyataan dan tidak menggambarkan kondisi sesungguhnya. Menurutnya, Lapas Kelas IIA Wirogunan adalah tempat yang tertata, bersih, dan menjadi ruang pembinaan bagi warga binaan melalui berbagai program keterampilan dan keagamaan. Kesan tersebut juga langsung dirasakan oleh mahasiswa sejak memasuki area kegiatan, ketika warga binaan menyambut dengan ramah dan antusias. Acara berlanjut dengan penampilan hadroh oleh warga binaan. Penampilan ini menjadi salah satu momen yang paling mengesankan bagi mahasiswa karena penampilan tersebut menunjukkan bahwa para warga binaan memiliki ruang untuk mengekspresikan diri melalui seni.
Setelah itu, Yahdi dan Nafi selaku mahasiswa menyampaikan ceramah singkat mengenai pentingnya kesabaran dalam menghadapi ujian hidup, mereka memberikan penjelasan yang relevan dengan situasi yang dihadapi oleh warga binaan. Pada sesi ini diadakan pemberian doorprize kepada warga binaan yang bersedia menjawab beberapa pertanyaan sederhana terkait materi ceramah.
Acara dilanjutkan dengan pembagian mahasiswa ke dalam lima kelompok untuk melakukan sesi diskusi bersama warga binaan. Pada sesi ini, mereka mendengarkan berbagai cerita tentang aktivitas harian di dalam lapas. Pembinaan agama menjadi salah satu kegiatan yang menonjol. Banyak warga binaan mengikuti program menghafal Al-Qur'an, salat duha, salat tahajud, hingga kajian rutin. Beberapa di antaranya bahkan sudah menghafal 5 hingga 15 juz, dan lapas pernah menyelenggarakan wisuda tahfidz sebagai bentuk apresiasi. Selain kegiatan keagamaan, warga binaan juga mengikuti pelatihan kerja. Mereka belajar menjadi tukang cukur, barista, membuat mebel, memproduksi bakpia, hingga membuat berbagai kerajinan tangan. Kegiatan olahraga seperti badminton dan tenis lapangan juga menjadi bagian dari rutinitas mereka.
Mahasiswa juga menginisiasi pembuatan "Pohon Harapan", sebuah media tempat warga binaan menuliskan harapan mereka melalui sticky note. Di sana tertulis beragam keinginan, mulai dari menjadi pribadi yang lebih baik, membahagiakan keluarga, merawat orang tua, hingga membangun kehidupan yang bermanfaat setelah bebas. Bagian ini menjadi momen yang cukup menyentuh bagi mahasiswa karena mereka dapat melihat langsung semangat dan harapan warga binaan untuk memperbaiki diri.
Kegiatan kunjungan ditutup dengan doa bersama yang dipimpin oleh Fatwa, dilanjutkan dengan penyampaian kesan dan pesan dari warga binaan. Mereka mengungkapkan rasa senang dan antusias atas kedatangan mahasiswa UIN Sunan Kalijaga. Salah satu warga binaan, Wyd, menyampaikan kalimat yang cukup membekas bagi para mahasiswa: “Kita semua sama di mata Allah SWT. Yang membedakan saat ini hanyalah status, saya sebagai narapidana dan kalian sebagai mahasiswa. Setiap orang pasti pernah berbuat salah, dan sebaik-baiknya orang adalah mereka yang berusaha memperbaiki dirinya. Dan dari banyaknya rombongan UIN yang pernah berkunjung, kunjungan kali ini terasa sangat luar biasa dan begitu berkesan bagi saya.”
Kegiatan kemudian diakhiri dengan sesi foto bersama dan penyerahan sertifikat sebagai bentuk apresiasi kepada pihak lapas atas penerimaan yang hangat serta dukungan mereka yang telah mengizinkan kunjungan ini berlangsung. Kunjungan ini membuka sudut pandang baru bagi mahasiswa mengenai kehidupan di dalam lapas. Melalui interaksi langsung dan percakapan dengan warga binaan, mahasiswa memahami bahwa lembaga pemasyarakatan bukan semata tempat menjalani hukuman, tetapi ruang pembinaan, pemulihan diri, serta wadah untuk membangun harapan dan masa depan yang lebih baik
(Aulia Cahyaningrum)