PLTU Simalakama

Annisah Mulyaning Zulfasari adalah mahasiswi Prodi Sosiologi angkatan 2015, pada Fakultas Ilmu Sosial dan Humaniora, UIN Sunan Kalijaga. Sebagai warga asli Jepara, perubahan lingkungan sosial di sekitar kampung kelahirannya menjadi perhatian serius, lebih-lebih setelah kuliah di jurusan sosiologi. Studi ilmu sosial telah melatih kepekaan Annisah terhadap perubahan yang terjadi di lingkungan sekitar.

Pilihan meneliti PLTU Tanjung Jati B di Jepara menjadi tantangan besar baginya. Di tengah banyak kasus ketegangan dan konflik antara masyarakat dengan pemerintah terkait PLTU, pertambangan dan proyek mahabesar lainnya yang menuntut pembebasan lahan besar-besaran, Annisah tertantang untuk melakukan penelitian independen demi memenuhi persyaratan Strata 1 berupa skripsi berjudul Industrialisasi Pedesaan dan Dampak Keberadaan PLTU Tanjung Jati B Terhadap Perubahan Sosial Ekonomi Masyarakat Desa Tubanan, Kecamatan Kembang Kabupaten Jepara. Skripsi ini dibimbing oleh Dr. Sulistyaningsih, M.Si., ahli sosiologi ekonomi dan pedesaan.

Ketika dihubungi via aplikasi WhatsApp, Annisah menuturkan bahwa dirinya tertarik memilih topik skripsi mengenai PLTU TJB di Jepara karena dia mengamati hadirnya PLTU telah menyebabkan perubahan yang sangat signifikan pada masyarakat desa di sekitarnya dan bahkan masyarakat Jepara secara umum. “Jepara adalah kota yang menurut saya tergolong kota kecil yang tertelak di pesisir Laut Jawa. Namun setelah berdiri PLTU TJB banyak sekali perubahan masif baik positif maupun negatif,” jelas Annisah panjang lebar.

Penelitian ini mempertegas tentang dampak buruk PLTU bagi masyarakat sekitar. Masalah-masalah seperti polusi udara berupa debu yang disebabkan oleh sistem kinerja mesin PLTU, cuaca yang sangat panas dan jarang terjadi hujan sehingga sawah-sawah petani dalam radius dekat gagal panen, terjadi hujan garam, dan rusaknya habitat laut adalah sederet masalah serius yang dihadapi masyarakat.

Namun begitu, Annisah juga menyajikan data dari desa Tubanan yang menunjukkan grafik perubahan positif. Melalui data-data di kelurahan, peneliti mampu menginformasikan grafik positif tentang kenaikan income rata-rata masyarakat desa sekitar PLTU. Selain itu, faktor semakin tingginya penduduk yang melanjutkan pendidikan tinggi menjadi perhatian Annisah. Tahun 2011, ketika PLTU baru diresmikan, penduduk yang mengenyam meja kuliah hanya berjumlah 75 orang dan pada tahun 2008 sebanyak 115.

Selama proses penelitian, perjuangan Annisah tidaklah mudah, “Banyak tantangan di lapangan karena saya perempuan dan kurang punya nyali untuk meneliti terlalu jauh. Salah satu tantangannya adalah jarak rumah saya dengan lokasi ditempuh 45 menit dan saya pernah wawancara warga di sana malam-malam melewati hutan gelap dan sangat sepi,” kenangnya.

Akhirnya, perjuangan panjang meneliti tuntas juga. Penemuan-penemuan dalam skripsi ini dapat menjadi bahan bacaan untuk melihat plus dan minus PLTU yang harus menjadi kesadaran bersama di masyarakat (@bjeben)

#SociologicalUpdates

Liputan Terkait