Kuliah Umum Prodi Sosiologi "Meneroka Kosmopolitanisme: Menimbang Pemikiran Seyla Benhabib"

Senin, 13 Maret 2023, Program Studi Sosiologi dan Laboratorium Sosiologi menyelenggarakan Kuliah Umum dengan tema "Meneroka Kosmopolitanisme: Menimbang Pemikiran Seyla Benhabib", serta Launching buku "Pantik!". Acara Kuliah Umum ini diselenggarakan di Conference Room, pada pukul 08.30-13.00 WIB.

Narasumber pada kuliah umum ini yaitu Dr. Amin Mudzakkir (Penulis dan Peneliti BRIN) dan Dr. Phil. Ahmad Norma Permata (Dosen Sosiologi UIN Sunan Kalijaga), kemudian dimoderatori oleh Bapak Andri Rosadi, Ph.D (Dosen Sosiologi UIN Sunan Kalijaga). Kuliah Umum ini dibuka oleh Dr. Mochammad Sodik, M.Si. (Dekan FISHUM), serta dihadiri oleh Dr. Sulistyaningsih, M.Si. (Wakil Dekan Bidang Akademik), Dr. Muryanti, M.A (Kaprodi Sosiologi), UI Ardaninggar, M.A. (Sekprodi Sosiologi), Naufil Istikhari, S.Psi (Founder Cantrik Pustaka), seluruh dosen serta mahasiswa prodi Sosiologi, total terdapat 100 peserta.

Para peserta antusias selama acara kuliah umum berlangsung dan memberikan beberapa pertanyaan kepada para narasumber tentang materi yang disampaikan. Beberapa materi yang buku Kosmopolitanisme Seyla Benhabib ditulis sebagai ikhtiar untuk mempertemukan tradisi penelitian ilmu sosial empiris dan refleksi filsafat yang normatif. Secara intelektual Seyla Benhabib adalah bagian dari generasi ketiga teori kritis mazhab Frankfurt yang mencoba mendialogkan pemikiran generasi sebelumnya dengan realitas kontemporer yang semakin kompleks, termasuk dengan keragaman kultural dan gender. Untuk menjalankan proyek pemikirannya, Seyla Benhabib memulainya dengan merekonstruksi subjek. Dia mengusulkan konsepsi “concrete others” yang merupakan antitesis dari “generalized others”.

Dalam ranah teori sosial, Seyla Benhabib menawarkan konsepsi “politik kebudayaan yang kompleks”. Konsepsi ini pada satu sisi berlawanan dengan multikulturalisme/ komunitarianisme yang cenderung mengutamakan kelompok identitas daripada individu, tetapi juga pada sisi lain berlawanan dengan liberalisme yang cenderung mengutamakan individu daripada kelompok identitas.