Meneroka Peranan Laboratorium Sosiologi dalam Kurikulum Merdeka

Program Studi Sosiologi bersama Laboratorium Sosiologi (Labsos) Fakultas Ilmu Sosial dan Humaniora, Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga menggelar seminar kurikulum MBKM dengan mengangkat tema “Peranan dan Supporting Laboratorium Sosiologi dalam Pengembangan Kurikulum Merdeka”. Acara ini diselenggarakan secara hybrid melalui Zoom Meeting dan luring di ruangan Interactive Center (IC), Fakultas Ilmu Sosial dan Humaniora, UIN Sunan Kalijaga pada Selasa 19 Juli 2022.

Acara ini menghadirkan dua narasumber yaitu Dr. Yunindyawati, mantan ketua Program Studi Sosiologi Universitas Sriwijaya, Palembang dan Dr. Arie Wahyu Prananta, selaku Kaprodi Sosiologi Universitas Trunojoyo, Madura (UTM) dengan dimoderatori langsung oleh ketua Laboratorium Sosiologi Fishum UIN Sunan Kalijaga, BJ. Sujibto, M.A. Seminar ini juga dihadiri oleh jajaran dosen Prodi Sosiologi, Kanita Khoirun Nisa, M.A., Dwi Nur Laela Fithriya, M.A., Ui Ardaninggar Luhtitianti, M.A., dan Dr. Napsiah, S.Sos., M.Si., serta beberapa anggota Laboratorium Sosiologi yang ikut hadir secara langsung di ruangan IC.

Acara seremonial berlangsung dengan khidmat yang diawali dengan pembacaan ayat suci Al-Qur’an, menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya dan Hymne UIN Sunan Kalijaga. Acara kemudian dilanjutkan dengan sambutan yang disampaikan oleh Kaprodi Sosiologi Dr. Muryanti dan Dr. Mochamad Sodik, S.Sos., M.Si. selaku Dekan Fishum UIN Sunan Kalijaga. Dalam sambutannya, Pak Sodik, sapaan akrab Dekan Fishum, menegaskan tentang pentingnya kolaborasi antarperguruan tinggi melalui MBKM demi memperkuat lulusan.

Moderator memulai sesi pada pukul 09:45 WIB dengan menggarisbawahi sambutan dari Kaprodi Sosiologi tentang tujuan seminar, yaitu untuk berbagi pengalaman tentang bagaimana persiapan dan kesiapan laboratorium sosiologi dalam menyukseskan MBKM, termasuk tentang bentuk program dan bentuk-bentuk dukungan lain yang sudah dilakukan oleh kedua universitas. Laboratorium sosiologi di Prodi Sosiologi UIN menimba ilmu dan pengalaman kepada dua pembicara.

Pada acara inti, narasumber pertama Dr. Yunindyawati menyampaikan bahwa Kurikulum Merdeka adalah era untuk kita saling berkolaborasi bukan saling berkompetisi. Selain itu, era disrupsi mempengaruhi besar-besaran yang menantang bagaimana laboratorium sosiologi harus bersiap secara maksimal. Yang bisa survive dalam perubahan-perubahan ini adalah mereka yang responsif terhadap perubahan-perubahan. Strateginya adalah dengan beradaptasi. Dalam ranah akademik, cara melakukan revisi kurikulum yang disesuaikan dengan perubahan yang ada adalah sebentuk proses adaptasi terjadap tantangan zaman. Selain itu, Dr. Yunin juga menyampaikan bagaimana peran laboratorium sosiologi dalam mengembangkan Kurikulum Merdeka. “Laboratorium sebagai pusat sumber belajar berperan mendorong efektivitas serta mengoptimalkan proses pembelajaran melalui berbagai fungsi. Fungsinya yaitu fungsi pelayanan melakukan peningkatan kompetensi dosen dan mahasiswa, fungsi penelitian dan pengembangan kurikulum, dan juga fungsi lain yang relevan untuk peningkatan efektivitas dan kreativitas pembelajaran,” tuturnya.

Sementara itu, narasumber kedua Dr. Arie Wahyu Prananta menyampaikan tujuan dilaksanakannya MBKM untuk meningkatkan kompetensi lulusan baik soft skills maupun hard skills, agar siap dan relevan dengan kebutuhan zaman. Selain itu, Dr. Arie juga menyampaikan aspek-aspek kebermanfaatan bagi mahasiswa yang mengikuti MBKM, seperti bisa mendapatkan pengalaman dan ilmu dalam dunia praktis serta mendapatkan networking dalam bekerja atau bisa jadi langsung direkrut bekerja oleh perusahan yang menjadi tempat magang. Pengalaman Prodi Sosiologi UTM dalam memanfaatkan MBKM difokuskan kepada potensi-potensi lokal di Madura yang menjadi fokus pengembangan mahasiswa yang memang sejalan dengan visi dan misi rektor UTM.

Acara selesai setelah terjadi diskusi yang dinamis, baik yang dipantik oleh moderator sendiri maupun pertanyaan-pertanyaan dari peserta. Moderator memberikan penegasan di akhir acara bahwa dua narasumber berasal dari universitas di bawah DIKTI (Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi), sementara penyelenggara acara berada di bawah DIKTIS (Direktorat Pendidikan Tinggi Islam). Meskipun beberapa progam secara teknis dan praktik berbeda, moderator tetap menekankan pada bentuk sharing pengalaman dan potensi kerja sama yang bisa dijajaki. Acara ditutup sesuai jadwal pukul 12:00 WIB - (Ita-20).