Talk Show Expose Sociopreneur 2019: Let’s Talk Entrepreneur & Technopreneur

Selasa, 22 Oktober 2019, bertempat di IC (Interactive Center) FISHUM, berlangsung acara Talk Show yang merupakan bagian dari rangkaian acara EXPOSE SOCIOPRENEUR 2019. Acara ini bertajuk Let’s Talk Entrepreneur &Technopreneur, dikemas dalam bentuk sharing bersama 2 (dua) orang narasumber, yaitu Halida Nuroyah Amaly (pengusaha Warung Kopi Klothok) dan Nova Suparmanto (Founder and CEO @astoetik).

Kegiatan ini dihadiri oleh sejumlah dosen Prodi Sosiologi, dan dibuka oleh Dr. Napsiah, M. Si selaku Sekretaris Prodi Sosiologi. Dalam sambutannya, Dr. Napsiah, M.Si menjelaskan bahwa tolak ukur kemajuan suatu negara salah satu diantaranya adalah memiliki 2% pelaku wirausaha. Ini artinya bahwa dari 200 juta penduduk Indonesia, seharusnya kita memiliki 5 juta warga yang memiliki jiwa enterpreneuship. Tapi pada realitasnya, Indonesia justru masih mengimpor banyak tenaga kerja, padahal SDA dan SDM kita potensial dari sisi kuantitas. Maka, beliau menegaskan bahwa sudah menjadi tugas Sosiolog untuk menumbuhkan jiwa entrepreneur pada generasi milenial di Indonesia. Era digital memberikan kemudahan bagi aksesibilitas masyarakat terhadap produk para pengusaha. Maka, dengan talk show ini, mahasiswa diharapkan dapat menyerap pengalaman para narasumber dan berusaha mempraktekkannya.

Sementara itu, kedua narasumber membagikan pengalaman mereka dalam memulai dan mengembangkan wirausahanya. Nova Suparmanto adalah Founder sekaligus CEO @astoetik, sebuah perusahaan yang memproduksi peralatan batik modern, salah satu produknya adalah kompor dan canting batik electric. Mas Nova, begitu beliau dipanggil, dengan latar belakang pendidikan elektro membangun @astoetik bersama rekan kuliahnya, dari hanya beberapa teman, hingga kini @astoetik yang sudah memiliki puluhan karyawan. Selain @astoetik, Mas Nova juga membangun beberapa bisnis lainnya, salah satunya adalah komunitas bisnis yang menawarkan jasa mentoring bagi para pelaku usha muda. Sejak kuliah, Mas Nova sudah aktif dalam dunia enterpreneur, ia mengikuti berbagai program pemodalan dari pemerintah, dan beberapa kali menorehkan keberhasilan. Bagi Mas Nova, memulai bisnis di usia yang semuda mungkin adalah sebuah keharusan, karena pemuda punya semangat yang besar dan belum memiliki banyak tanggungan. Ia juga mendorong pemuda untuk mau belajar teknologi, karena memang era saat ini adalah era teknologi. Terakhir ia memberikan pesan untuk tidak takut memulai bisnis karena tidak punya modal, banyak sekali sumber - sumber modal yang bisa diakses oleh pemuda khususnya mahasiswa, tinggal kemauan kita untuk mencari informasi terkait sumber tersebut.

Narasumber kedua, Halidah Nuroyah Amaly adalah CEO dari Warung Kopi Klothok. Warung Kopi Klothok dikenal sebagai salah satu destinasi kuliner andalan bagi wisatawan saat berkunjung ke Yogyakarta. Halidah menceritakan bagaimana proses jatuh bangun saat mendirikan Warung Kopi Klotok, ia menekankan pada kegigihan dan konsistensi, pemuda khususnya harus tahan banting dan siap menjadi pelayan bagi konsumennya. Baginya konsumen adalah raja dan kepuasan konsumen adalah kunci keberhasilannya, dan tak lupa ia menekankan pada orisinalitas karena itulah yang akan menjadikan bisnis kita berbeda dan unik.

Dari berbagai pengalaman yang dirasakan dan diceritakan oleh kedua pemateri, ada beberapa hal yang dapat disimpulkan dan menjadi poin penting jika ingin sukses dalam berwirausaha. Yang pertama adalah mulai segera, mulailah semuda mungkin agar jatuh bangun yang akan dirasakan dapat menjadi pengalaman yang mematangkan. Yang kedua adalah menemukan passion, hal itu penting karena menjalankan bisnis dengan tekanan hanya akan menjadi hambatan, dengan passion kita akan menjalankan bisnis dengan dorongan hati, sehingga jatuh bangun dalam bisnis akan bisa menjadi nikmat. Selanjutnya adalah orisinalitas, menjadi orisinal penting, karena setiap orang punya ciri khas dan keunikan yang dapat diadopsi kedalam bisnis yang ia bangun. Terakhir adalah konsisten, dalam membangun bisnis, konsistensi menjadi penting untuk membangun identitas dan loyalitas terhadap pelanggan. (Syaifudin Sholeh Tsani)