Mahasiswa Sosiologi Mengikuti Peringatan Hari Habitat : Visit Study Mata Kuliah Sosiologi Desa-Kota

Mahasiswa Sosiologi UIN Sunan Kalijaga
Hari Habitat Dunia (World Habitat Day) diperingati setiap hari Senin pertama bulan Oktober. Pada Senin 2019 ini peringatan hari habitat tersebut merupakan momentum bagi penduduk bumi untuk merefleksikan keadaan permukimannya dan hak dasar setiap manusia untuk mendapatkan permukiman yang layak. Hari Habitat Dunia juga bertujuan untuk mengingatkan manusia akan tanggung jawab kolekf dalam menjaga keberlangsungan habitatnya. Tahun ini Hari Habitat Dunia mengusung tema “Refleksi Penerapan Parsipasi Nyata dalam Mewujudkan Ruang Hdup yang Layak” sebagai evaluasi dari implementasi “New Urban Agenda” dan “Sustainability Development Goals”. Sebagai salahsatu partisipasi peringatan hari Habitat Dunia tersebut, mahasiswa Sosiologi Fishum UIN Sunan Kalijaga kelas A dan B Angkatan 2018 melalui mata kuliah Desa-Kota yang diampu Dr.Muryanti,MA bersama dengan ARKOM, Paguyuban Kalijawi, KOTAKU dan Housing Resource Center (HRC) bekerja sama dengan beberapa pihak mengikuti serangkaian acara yang diselenggarakan pada 3-6 Oktober 2019.
Rangkaian acara Hari Habitat Dunia, yaitu : Hari 1, berupa Pembukaan, Pameran, Diskusi Publik dan Diskusi Panel di halaman Kantor BPPW (Badan Prasarana Permukiman Wilayah) Yogyakarta. Pameran berisi produk-produk perencanaan atau program-program tentang penataan kawasan/wilayah yang dimikiki oleh pihak-pihak terkait. Juga akan diisi oleh produk- produk ekonomi kreatif masyarakat, yang berlokasi di Halaman Kantor BPPW; Diskusi Publik dengan tema Menemu Kenali Potensi Sosial, Ekonomi dan Budaya Lokal Menuju DIY Nyaman Huni di Halaman Kantor BPPW. Hari ke 2 dan 3 , diisi dengan visit ke Sidomulyo, Muja-Muju, Notoyudan, Pringgokusuman, Papringan dan Ambarukmo.
Salah satu program yang dicanangkan di perkotaan untuk menata kawasan sehingga layak huni dikenal dengan program M3K (Mundur-Munggah dan Mandep Kali). Hambatan dari pelaksanaan program ini yaitu dana, kurangnya kesadaran, mencari hak milik (ngurus sertifikat), masyarakat tidak mau menerima bantuan dan pemerintah karena pemerintah mengharap feedback balik dari masyarakat (memberatkan). Solusi yang dilakukan oleh Pemerintah (Pembentukan rusunawa / rusanami dan transmigrasi) dan Masyarakat (Pendekatan/ sosialisasi kepada masyarakat dari komunitas/LSM). (Muryanti)