Bincang Santai Modal Sosial Pemuda

Sabtu (13/02) Agus Saputro, M.Si Dosen Prodi Sosiologi melakukan Bincang Santai (BISAN) bersama PLD dengan tema “Modal Sosial Pemoeda: Peluang dan Tantangan”. PLD adalah kepanjangan dari Pelopor Literasi Dusunku, yakni sebuah organisasi yang bergerak dalam hal pemberdayaan dan pengabdian kepada masyarakat yang memiliki konsern dalam hal pengembangan literasi.

Bincang santai ini disiarkan secara livestreaming Instagram @peloporliterasi.dusunku. Beberapa hal yang didiskusikan dalam bincang ini diantaranya modal sosial dalam konsep maupun contoh yang ada dalam masyarakat, terutama yang dimiliki oleh anak muda. Dalam pertemuan ini juga membahas 3 konsep yang membangun modal sosial dalam masyarakat atau organisasi, diantaranya keyakinan, norma dan jejaring sosial.

Modal sosial sendiri adalah serangkaian nilai bersama yang dimiliki anggota dalam suatu kelompok yang ada di dalam masyarakat. Sehingga keberadaan modal sosial ini menjadi penting dalam menentukan perkembangan kelompok tersebut. Semakin modal sosial itu tinggi, yang ditunjukkan oleh keyakinan atau saling mempercayai antar anggota dalam kelompok, norma aturan yang ditaati dan jejaring sosial yang luas maka anggota dan kelompok sosial itu akan memperoleh kepuasan karena suatu nilai Bersama tersebut akan lebih mudah diwujudkan. Jika modal dalam ekonomi lebih memandang dari hasil atau keuntungan, akantetapi modal sosial lebih kepada proses yang terus menerus yang mencakup 3 aspek yang sudah dijelaskan di atas.

Pemuda sebagai Agent of Change, harus bisa meningkatkan modal sosial yang mereka miliki dalam kehidupan sosial. Dengan meningkatkan modal sosial seperti jejaring sosial, kepatuhan atas aturan dan rasa saling percaya dalam kelompok akan membawa aktivitas positif yang akan berbuah positif pula.

Di era digital peran anak muda cukup vital. Pemuda lebih menguasai teknologi dibanding generasi di bawah atau diatasanya. Hampir semua aktivitas dalam masyarakat sekarang dijalankan dengan teknologi informatika. Ini tentu menjadi moment yang tepat bagi pemuda untuk berperan atau kontribusi positif untuk mendapatkan posisi penting dalam masyarakat. Karena dulu yang dihargai dari pemuda hanya fisik yang lebih kuat dibandingkan generasi di bawahnya atau di atasnya. Sehingga peran sosial yang dilakukan anak muda berkaitan dengan kekuatan fisik. Akan tetapi, untuk sekarang kemampuan anak muda mengakses informasi sangat luar biasa. Tentu ini harus diimbangi kemampuan berliterasi dengan baik. Dengan begitu, posisi anak muda akan ditempatkan pada posisi pemikir dalam pengambilan keputusan dalam masyarakat. (Agus Saputro)